Wednesday, May 2, 2007

RANCANG BANGUN Seyla Benhabib DALAM BUKU

Seyla Benhabib (seorang perempuan) adalah seorang pemikir teori kritis. Dia merupakan intelektual sistematik yang mempelajari seluk beluk Teori Kritis. Dia adalah penerima bea siswa Alexander von Humboldt dari juni 1979 sampai Desember 1981 pada Max Planck Institutes fur Erforschung der Leben. Seyla Benhabib belajar langsung di bawah bimbingan Jurgen Habermas dan C.F. von Weizsacker.

Seyla Benhabib menulis buku ini dengan membagi dua bagian besar buku yang mempunyai isi yang berbeda. Meski berbeda tapi dua bagian besar itu tetap memperlihatkan hubungan yang sangat erat.

Bagian pertama buku ini lebih banyak berisi pandangan dan perspektif Seyla Benhabib atas konsep kritik dalam karya Hegel berikut transformasi pengertian kritik dalam pandangan Karl Marx.

Dalam bagian kedua, Seyla lebih banyak menyatakan transformasi konsep kritik dalam pengertian Hegel dan Marx diradikalisasikan oleh Sekolah Frankfurt, khususnya dalam pandangan Horkheimer dan Adorno. Pada bagian ini, Seyla Benhabib juga menambahkan refleksi kritik akal budi fungsionalis dalam masyarakat pasca-kapitalis yang dikembangkan oleh Jurgen Habermas.

Seyla Benhabib dalam buku ini lebih kuat dalam penalaran penelusuran tematik yang dibicarakannya dengan menyertakan konteks sosial, historis, konseptual dari ragam teori yang dibicarakan.

Seyla Benhabib berkata:

…in general, to understand a philosophical argument and to evaluate its cogency, it is necessary to know the questions and puzxles which such an argument proposes to answer. To understand these questions and puzzles, in turn, it is necessary to reconstruct those social, historical dan conceptual contexts which form the horizon of inquiry of different theories. (CNU, hal. x)

Tujuan utama penulisan buku ini adalah pengembalian dan penyusunan kembali “ketidakjelasan-ketidakjelasan” dalam proyek-proyek Teori Kritis terutama dalam konteks perkembangan teoritis yang ada[viii].

Seyla Benhabib memulai diskusi proyek Teori Kritis dengan mencoba untuk menarik kilas dasar metode kritik imanen Hegelian. Dalam wacana filsafat modern, metode imanen sering disebut dengan metode penelitian filsafat non kriteriologis. Metode non kriteriologis ini menarik untuk dibahas karena peneliti diperkenankan untuk mengkritisi argumen kontra dengan memperlihatkan inkonsistensi internal atau kontradiksi internal yang ada dalam setiap teks proposisi filosofis yang dikritisi. Hegel mengkritisi teori hak kodrat dengan mengkritisi aspek internalnya. Sedemikian juga halnya, Marx mengkritisi teori hak kodrat modern John Locke dan Kant sebagai hal yang preskriptif dan ideologis.

Bab kedua memperlihatkan dasar temuan Hegelian atas makna kerja dan prinsip emansipasi. Seyla Benhabib lebih condong memprioritaskan tulisannya pada tulisan Hegel yang berjudul “The phenomenology of Spirit”. Secara umum, tulisan pada bab II ini lebih banyak mendiskusikan filsafat subjek. Filsafat subjek tidak ditolak tapi justru dipertegas melalui tulisan Marx dalam Manuscripts 1844.

Model tindakan sosial manusia dan dasar rasionalitas kritik sangat diperlukan dalam seluruh pemahaman Teori Kritis. Model kerja tersebut sebetulnya telah diperkenalkan oleh Hegel dalam proses eksternalisasi manusia, tapi hal itu diubah oleh Karl Marx sebagai produksi[ix]. Tindakan kerja manusia ini juga akan menjadi tema utama dalam Teori Kritis. Pengembangan lebih lanjut filsafat subjek yang akhirnya menempatkan kerja sebagai unsur vital dalam Teori Kritis selain dalam pemikiran Marxisme Ortodox.

Bab keempat buku Seyla Benhabib lebih banyak berisi argumentasi Seyla Benhabib melawan makna tindakan dan filsafat subjek. Dalam argumentasinya, Seyla Benhabib mencoba membagi dua dimensi inti argumennya, yaitu dimensi klarifikasi filosofis atas konsep tindakan, interpretasi dan otonomi. Dimensi lainnya adalah dimensi kritik Seyla Benhabib atas model kerja dari tindakan dan filsafat subjek berikut implikasinya terhadap teori sosial yang ada. Kritik Seyla Benhabib ini terpecah dalam soal analisis Marx atas kapitalisme, diagnose Aliran Frankfurt atas masyarakat state-capitalist dan teori Habermas atas masyarakat kapitalisme lanjut.

Tataran wacana terakhir akan menyatakan pandangan Seyla Benhabib tentang pertanyaan: apa yang bisa dipelajari dari kritik Hegel atas teori Kant dalam konteks pengembangan program etika komunikatif dan otonomi ? Keberatan Hegel atas prinsip universalibitas Kant menjadi pegangan teks terakhir ini. Dalam kaitan ini, prinsip kritik Hegel ini akan dielaborasikan dengan prinsip keadilan prosedural John Rawls sebagai penganut neo-kantisme (Rawls, 1974)[x].

Konsep norma dan utopia selalu mengandaikan politik pemenuhan dan politik transfigurasi. Dalam hal ini, Seyla Benhabib melihat bahwa politik pemenuhan dan politik transfigurasi juga mempengaruhi pola pandangan Teori Kritis dalam seluruh perkembangannya.

Hal-hal di atas merupakan beberapa hal pokok terutama ketika kita melihat beberapa konsep kunci yang diperlihatkan oleh Seyla Benhabib. Seyla Benhabib sebagai seorang penulis tidak hanya sekedar menulis mengenai apa saja dasar-dasar Teori Kritis tapi secara jeli juga memberikan penilaian kritis terhadap Teori Kritis itu sendiri. Itulah sifat kritik imanen yang dikembangkan terus oleh Seyla Benhabib dalam bukunya.

No comments: