Wednesday, May 2, 2007

*narsis everywehere*

Narsis...
topik yang lumayan sering dibahas akhir-akhir ini
at least, di komunitas yang men-judge gue narsis ;-P
serta di salah satu harian nasional yang paling sering di baca orang

pertama-tama,
teori gue tentang narsis selama ini adalah :
"Pada dasarnya semua orang itu narsis"

Setelah baca artikel tentang narsis kemaren, gue jadi tergerak buat sharing..
kaya'nya persepsi narsis gue & persepsi mereka [para psikolog yang jadi narasumber] ttg hal ini BERBEDA. Menurut mereka narsis itu :

  • self centered banggets
  • selalu pengen didahulukan dalam segala hal
  • merasa diri paling hebat
  • cenderung kurang bisa berempati kepada orang lain
  • gampang menyalahkan dan mengkritik orang lain
  • tidak mau disalahkan dan dikritik
  • bahkan sampe pamer body (eeew... hoekss)
Salah satu dekan Fakultas Psikologi Universitas negeri bahkan bilang, kalo orang narsis mempertontonkan bagian tubuhnya (disensor ma gue..) karena bangga.... HAH??!!
Narsis yang diterangkan para psikolog di harian itu cenderung pada sesuatu yang negatif, abnormal dan merupakan suatu kelainan. Bahkan literatur yang digunakan pun Abnormal Psychology (2000)

Menurut Spencer A Rathus dan Jeffrey S Nevid dalam bukunya, Abnormal Psychology (2000), orang yang narcissistic memandang dirinya dengan cara yang berlebihan. Mereka senang sekali menyombongkan dirinya dan berharap orang lain memberikan pujian

Sementara, narsis yang gue maksud sama sekali bukan penyimpangan seperti itu. Narsis ini adalah terjemahan langsung dari mencintai diri sendiri and that's all... and that's positive kan? Mencintai diri sendiri itu keharusan, kalo bukan kita sendiri... siapa lagi kan?

Well,
mungkin itu bukan definisi yang benar , tapi kan nggak masalah... *maksa*
yang menjadi masalah adalah ketika narsis gue disamakan dengan narsis para psikolog tadi!

Mencintai diri sendiri itu bahkan bertolak belakang dengan timbulnya yang dipaparkan harian tersebut. Katanya : kalau kecenderungan narsis makin gawat, muncul imaginary audienceimaginary audience dalam pikiran kita.

Imaginary audience berarti adanya pikiran kalau semua orang itu memerhatikan kita. Contohnya, banyak di antara kita yang merasa jerawat kecil yang muncul tiba-tiba itu bakal jadi perhatian semua orang. Ini juga yang diakui oleh sesorang yang dicontohkan harian tersebut sebagai seorang narsis. "Aku habis bangun tidur enggak bisa keluar kamar kalau enggak merapikan dandanan dulu. Paling cepat satu jam, deh. Aku paling takut orang-orang melihat aku lecek. Habis, nanti diomongin, lagi!"
*enggak banget*

Sebaliknya, mencintai diri sendiri berdasarkan perspektif gue adalah menerima diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Mencintai diri sendiri gue apa adanya. Tidak mengutamakan penampilan fisik yang harus selalu sempurna, karena gue udah nyaman being my self..
Pastinya, gue nyadar juga lah kalo banyak orang yang jauh lebih baik karena gue jauh dari sempurna

Tapi yang sudah pasti, gue juga pribadi yang khas, merupakan bagian dari individu yang diciptakan Tuhan dengan keunikannya sendiri, bukan produk massal dengan penampilan serta kepribadian serupa sesuai dengan petunjuk trend setter atau... siapa lah.. I don't really care anyway

No comments: